Assalamu'alaikum Wr. Wb
Pada postingan kali ini saya akan menshare sedikit pengalaman saya. Bila dibandingkan dengan pengalaman orang lain, mungkin pengalaman saya ini sangat kecil bila dibandingkan dengan mereka. Tapi biarlah, biarkan cerita saya ini menjadi bukti betapa sayang Allah dengan kita. Silahkan disimak yaa... :)
Mungkin bagi kebanyakan orang, kesedihan dan kedukaan yang saya alami tidak lah seberapa bila dibandingkan kesedihan dan kedukaan yang dialami mereka. Tapi mengingat diriku yang begitu lemah waktu itu, kesedihan dan kedukaan itu terasa begitu mendalam dan membekas di hati. Namun, saya pikir itulah titik yang menjadi pelurus arah hidupku. Baiklah, ceritanya saya mulai.
Tepat di bulan juli 2014, saya diterima bekerja di salah satu BUMN terbesar di negeri ini. sebagai seorang sarjana yang baru tamat, tentulah tak terbayangkan betapa besar rasa bahagia saya waktu itu. Proses seleksi yang berjalan begitu panjang, mengorbankan waktu, tenaga dan biaya, terbayar lunas dengan diterimanya saya sebagai calon pegawai BUMN tersebut(masih calon karena harus melewati masa diklat prajabatan). Rasa syukur segera saya panjatkan kepada Allah SWT. Rasa bangga dan percaya diri saya seakan tumbuh begitu tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat kemampuan saya yang berasal dari daerah di sumut ini diakui oleh perusahaan kelas dunia tersebut. Tak terbayangkan betapa senang dan bangganya orang tua saya terhadap anaknya ini. Anak laki laki yang diharapkan bisa mengangkat derajat dan martabat orang tuanya, anak laki lakinya yang pertama kali sarjana, anak laki lakinya yang satu satunya bergelar sarjana teknik dalam keluarga besar nenek saya , kita diterima bekerja di perusahaan. Perusahaan yang menerimanya bukan perusahaan kelas "teri", tapi BUMN berkelas dunia. Betapa bangganya beliau bercerita kepada sahabatnya, saudara saudaranya, kepada para tetangga yang dijumpainya. Begitu juga saya sendiri yang memiliki rasa bangga kepada teman teman saya. Ya, semua perasaan senang dan angan angan yang begitu tinggi sudah berputar di dalam kepalaku.
Tetapi, rupanya perasaan bahagia itu hanya bertahan beberapa minggu saja. Setelah beberapa hari mengikuti kegiatan diklat prajabatan, saya mengalami sakit yang menyebabkan saya tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut. Waktu itu, saya menderita cacar air. Suatu penyakit menular yang baru saya alami(konon katanya , seseorang akan mengalami sakit ini sekali seumur hidup). Imbasnya apa? Saya dinyatakan gagal dalam diklat prajabatan ini dan harus dipulangkan ke rumah(waktu itu tidak langsung diputus, namun ditunda untuk dapat mengikuti diklat di angkatan berikutnya)
Jangan tanyakan bagaimana perasaan saya waktu itu. Kecewa dan sedih, ya itulah memang adanya. Dalam bayangan dan impian saya tidak pernah membayangkan akan mengalami hal seperti ini. Semua teman teman, semua saudara, tetangga sudah mengetahui bahwasanya saya diterima bekerja di perusahaan kelas dunia ini. Saya membayangkan kira kira apa yang akan diucapkan teman teman saya bila tau saya sudah "pulang kampung" tanpa membawa apa apa. Tapi bukan itu kawan yang membuat saya sedih. Hal yang membuat saya sedih adalah betapa hancur dan sedihnya hati orang tua saya mendengar kabar ini. Seperti yang telah dijelaskan diatas, mungkin mereka telah bercerita dengan bangganya kepada teman teman dan rekan rekannya tentang anaknya ini. Rasanya waktu itu, saya telah membuat kecewa orang tua saya. Rasa sakit dan sedih itu sangat terasa mendalam kepada saya waktu itu.
bagaimana mungkin saya bisa pulang ke kampung dengan keadaan seperti ini? pulang sebagai pecundang? Ah,.. bagi saya waktu itu, kesedihan yang saya alami itu begitu mendalam.
Saya merenung dan berpikir kenapa Allah menakdirkan ini kepada ku? Apakah Allah mencoba untuk mengujiku? atau apakah Allah mencoba untuk menegurku?
Dalam kesendirianku tersebut, saya mulai menyadari semua kesalahan kesalahan yang pernah saya lakukan di masa lalu. Dulunya, saya tidak pernah menyadari bahwa saya telah melakukan suatu kesalaha kepada orang lain, orang tua dan teman teman. Yaa... kejadian ini membuka mata hati saya terhadap kesalahan yang telah saya lakukan di masa yang lalu.
Saya sering berkata kasar kepada ibu bapakku. Bahkan sering membantah keduanya. Maafkan aku ya Allah...
Saya orang yang tidak pernah balas budi kepada orang orang yang telah berjasa dalam hidupku. Dulunya, aku bukan siapa2 tanpa bantuan orang orang tersebut. Dan gawatnya, aku sering melupakan jasa jasa mereka. Maafkan aku ya Allah...
Saya orang yang sering menganggap sepele kepada orang lain. Dengan diterimanya di perusahaan tersebut, saya condong menjadi orang yang lebih sombong. Congkak terhadap orang lain. Maafkan aku ya Allah...
Saya orang yang paling sering menyakiti perasaan orang yang begitu tulus menyayangiku. Entah apa yang mebuatnya begitu sayang kepada ku. Tapiii... aku malah sering membuatnya bersedih. Maafkan aku ya Allah...
dan masih banyak lagi daftar kesalahan dan dosa yang telah saya buat.... Maafkan aku ya Allah...
Saya jadi teringat ketika mendengar tausyiah yang dilakukan Aa Gym yang kira kira intinya seperti ini, semua rasa sakit, rasa sedih dan duka yang kita alami merupakan penggugur dosa yang kita lakukan di masa yang lalu. Saya menyadari betul, rasa sakit hati yang saya rasakan merupakan efek dari dosa dosa yang saya lakukan di masa lalu. Saya berdoa mudah mudahan itu semua merupakan penggugur dosa saya sehingga dapat mengurangi siksa di hari akhir nanti. Amiin
Betapa sayangnya Allah kepada kita. Apalagi setelah kejadian itu, saya mendapati berkah berkah yang terus saya syukuri. Saya merasa menjadi individu yang lebih baik daripada diri saya di masa lalu. Alhamdulilah...
semoga bisa bermanfaat yaa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar